Selasa, 09 Desember 2014

Petir

Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak
Dan bayang..
Engkaulah bentangan sinar yag menjembatani jurang
Antara duka mencintai dan bahagia terdera
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat bumi
Bersiap diri untuk selamanya lelap

Andai kau sadar arti pelitamu
Andai kau lihat hitamnya sepi dibalik punggungmu

Tak akan kau sayatkan luka demi menggariskan jarakmu
Dengan aku..

Karena kita satu

Andai kau tahu :)

- dee

Senin, 08 Desember 2014

Sebesar Cinta Itu Sendiri

Kenapa kau mencintaiku?
Aku tak tau, aku tak punya alasan mengapa aku bisa mencitai dirimu, karena cinta tak pernah butuh alasan.

Sebesar apa cintamu itu?
sebesar cinta itu sendiri, tak terbatas, tak terhitung, tak bisa diukur.

Bagaimana jika suatu saat cintamu dikhianati?
Aku tak tau, Aku tak pernah sanggup membayangkan itu terjadi, sesak jika setiap kali hal itu terlintas dibenakku. Jadi bisa kau bayangkan bagaimana jika itu terjadi, yang aku tahu aku benci jika ada perempuan lain yang bisa menyentuh mu selain aku.

Bagaimana jika aku khilaf?
Begitupun aku, aku telah khilaf mencintai terlalu dalam. aku akan menyalahkan diriku sendiri terpuruk sendiri, jatuh sendiri jangan pernah lakukan itu walau hanya dalam bayanganmu, sedetikpun!

Aku tak pernah mencintai sedalam ini, jatuh cinta kepadamu sedalam ini. Yah, aku tahu semakin aku dalam mencintai, semakin dalam juga luka yang akan ku dapat.
Tapi aku harus bagaimana kasih? Aku tak pernah bisa berhenti untuk mencintaimu, aku seperti terikat tali mati yang jika kau gunting untuk melepasnya, hancur juga lah aku saat itu.

Banyak laki-laki diluar sana yang mungkin lebih baik dari aku?
Banyak ikan dilautan, tapi kau lautan ku

Engkau getar pertama yang meruntuhkan gerbang
Tak berujungku mengenal hidup,
Engkaulah tetesan embun pertama yang menyesatkan dahagaku
Dalam cinta tak bermuara
Engkaulah matahari firdausku
Yang menyinari  kata pertama dicakrawala aksara

Kau hadir dalam ketiadaan
Sederhana dalam ketidakmengertian
Gerakmu tiada pasti
Namun, aku terus disini
MENCINTAIMU

ENTAH KENAPA
-dee

Senin, 26 Mei 2014

KEVIN ERSA "saya pilih management"

Beberapa waktu lalu saya mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Djarum Foundation dan BOLA, sebuah kesempatan yang luar biasa bertemu orang-orang yang ahli di bidangnya. dalam kesempatan ini saya juga berkesempatan berkunjung ke pusat pelatihan bulutangkis Djarum, dan bisa mewawancarai atlet pb djarum sebagai narasumber. salah satunya adalah Kevin Ersa, sebenarnya ada banyak pertanyaan yang saya ajukan, akan tetapi saya tertarik pada topic tentang Kevin dan pendidikannya. hanya sedikit memang kami membahas tentang ini, tapi tidak ada salahnya bukan untuk saya bagi. berikut adalah wawancara saya bersama Kevin Ersa



Kevin Ersa

“saya pilih management saja”


Kevin Ersa, atlet Ganda putra kelahiran Jakarta, 10 April 1995 ini baru tiga tahun belakang menjadi anggota dari Pelatihan Bulutangkis Djarum. Kevin panggilan akrabnya mengaku senang bisa menjadi bagian dari keluarga PB djarum klub bulutangkis terbesar di Indonesia, karena bulutangkis sebagai  jalan yang telah dia pilih diwadahi dengan fasilitas yang baik.
Sebagai atlet bulutangkis, meninggalkan bangku sekolah adalah salah satu resiko yang mesti Kevin lalui  “waktu SMP kelas 2, papa sama mama meminta saya untuk memilih bulutangkis atau sekolah dan saya pilih bulutangkis” akunya pada rekan-rekan pelatihan jurnalis saat ditanya soal pilihan kariernya
kevin menikmati bangku sekolah formal hingga jenjang sekolah menengah pertama saja, meskipun demikian kevin mengaku tidak sepenuhnya meninggalkan dunia pendidikan karena ia tetap terdaftar sebagai seorang siswa di salah satu sekolah menengah atas  di Jakarta.
“untuknya saya mendapat sekolah yang memberikan keringanan kepada saya, saya hanya masuk ketika ujian akhir sekolah sehingga saya bisa tetap menjalani kehidupan atlet saya dengan baik.”
tahu bahwa pendidikan tetaplah penting Kevin yang baru akan lulus sekolah menengah atas ini, mengaku memiliki keinginan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang university.
“saya pilih management saja” kata Kevin saat ditanya jurusan apa yang dipilih dia nantinya ,“papa dan kakak saya kan bergelut di ekonomi management, saya mau ikut mereka untuk meneruskan usaha keluarga nantinya” ucap Pria yang tengah mengganduringi game cookies run ini.

Created by : Diart Mulya

Minggu, 09 Februari 2014

Kalah !


Yah ! aku sangat membencinya !
Membencinya yang menjadikan ku nomor dua.

Yah ! aku sangat membencinya,
Membenci dirinya yang masih bisa tersenyum di atas luka yang pernah dia buat.

Aku tidak suka melihat dia bahagia,
Aku tidak suka melihat dia berlari, berlari mengejar mimpinya sendiri di saat kaki ku rasanya sudah tak mampu lagi mengejar dirinya.

Dan pada akhirnya aku membenci diriku sendiri karena pernah mengenalnya, karena telah menitipkan hati ini padanya.

Aku benci diriku yang baru menyadari.bahwa aku menyayanginya dengan cara yang gila !

Aku tidak dapat mengampuni diriku sendiri, sehingga untuk membayangkan dirinya berada di hadapan membuat seluruh tubuh ku membeku ketakutan !

Aku kalah !

Jumat, 03 Januari 2014

Tak terjawab part 2


            Tak Terjawab………..

Tak terjawab part 1 klik --> Tak Terjawab

            Harus dimulai dari mana, sudah terlalu lama aku menyimpan semuanya sendiri. Bahkan aku sudah lupa darimana semuanya berawal. Aku masih mematung dihadapan Mami ku,tak sepatah katapun keluar dari mulut ku. Semuanya terasa kelu, seperti ada bongkahan es di dalam mulut ku yang membuatnya menjadi membeku.
            “maria.. kenapa kamu diam saja” Mami memecahkan keheningan yang terjadi di meja makan ini. Wajahnya sendu, penuh cinta kasih, beliau masih makan dengan lahap hidangan di depannya, entah apa yang akan terjadi jika dia mendengar apa yang akan anaknya katakan.mungkin dia akan memuntahkan semua makanan yang telah ia makan, atau bisa jadi ia akan melempar makanan itu ke wajahku lantas mencaci maki diriku. oh TUhan.. semakin aku melihat beliau semakin tak kuasa aku mengatakan ini. Aku pikir ini akan lebih mudah jika aku mengatakan ini pada Mami dulu, dia pasti mengerti tapi ini tak semudah bayangan ku
            “mami ………..” aku mulai memberanikan diri,
            “yh …” sekali lagi mami melahap makanannya tenang sedangkan aku yang dihadapnya, jangankan untuk memakan hidangan lezat ini untuk memandangnya saja aku tak selera. Bukan aku tak mensyukuri apa yang Tuhan berikan, tapi … sudahlah bukan saatnya aku membahas hal itu. Aku menarik nafas panjang….
            “mih.. mami tahu Joshua?” ahhhh apa yang baru saja keluar dari mulut ku, kenapa aku membahas orang lain dan bukan aku.
Purple Bobblehead Bunny