Jumat, 03 Januari 2014

Tak terjawab part 2


            Tak Terjawab………..

Tak terjawab part 1 klik --> Tak Terjawab

            Harus dimulai dari mana, sudah terlalu lama aku menyimpan semuanya sendiri. Bahkan aku sudah lupa darimana semuanya berawal. Aku masih mematung dihadapan Mami ku,tak sepatah katapun keluar dari mulut ku. Semuanya terasa kelu, seperti ada bongkahan es di dalam mulut ku yang membuatnya menjadi membeku.
            “maria.. kenapa kamu diam saja” Mami memecahkan keheningan yang terjadi di meja makan ini. Wajahnya sendu, penuh cinta kasih, beliau masih makan dengan lahap hidangan di depannya, entah apa yang akan terjadi jika dia mendengar apa yang akan anaknya katakan.mungkin dia akan memuntahkan semua makanan yang telah ia makan, atau bisa jadi ia akan melempar makanan itu ke wajahku lantas mencaci maki diriku. oh TUhan.. semakin aku melihat beliau semakin tak kuasa aku mengatakan ini. Aku pikir ini akan lebih mudah jika aku mengatakan ini pada Mami dulu, dia pasti mengerti tapi ini tak semudah bayangan ku
            “mami ………..” aku mulai memberanikan diri,
            “yh …” sekali lagi mami melahap makanannya tenang sedangkan aku yang dihadapnya, jangankan untuk memakan hidangan lezat ini untuk memandangnya saja aku tak selera. Bukan aku tak mensyukuri apa yang Tuhan berikan, tapi … sudahlah bukan saatnya aku membahas hal itu. Aku menarik nafas panjang….
            “mih.. mami tahu Joshua?” ahhhh apa yang baru saja keluar dari mulut ku, kenapa aku membahas orang lain dan bukan aku.

            “yh mami tahu, kenapa dengan anak itu. Dia kawan mu di gereja kan? Mami dengar dia menikah dengan seorang wanita muslim, ah yh.. kapan kau akan memperkenalkan kekasih mu pada mami?” mami terus saja mengoceh tanpa henti, tidak tahu apa yang akan dikatakan anaknya ini adalah tentang hal tersebut. Tentang kekasih anak tercintanya, kekasihnya yang seorang Muslim.
            “bagaimana kalau aku yang menikah dengan pria muslim mih?” rasanya jantungku melorot saat mengatakan ini.
            “apa??” mami melonjak kaget, hampir saja mami menyemburkan makanan yang ada dimulutnya ke muka ku , terkejut dengan apa yang barusan aku katakan. Mami meneguk habis air mineral lalu menatapku tajam .
            “mih…..inikah misalnya” aku membantu mami membersihkan mulutnya dengan tisu, “ini misalnya mih….” Kataku menciut, nyali ku runtuh melihat reaksi mami yang sebenarnya sudah aku bayangkan akan begini jadinya.
            “Kalau kau mau membunuh mami dan papi mu karena serangan jantung, yh silahkan Atau sebelum kau membunuh kami berdua, papi mu sudah mengantungmu terlebih dahulu. Ah sudahlah..” Mami mebereskan serbet makannya dan meninggalkan meja “mami tidak selera lagi, kamu bikin mood makan mami jadi jelek” Mami meninggalkan ku di ruang makan sendiri naik ke tangga,
Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Aku menatap dalam langkah kaki mami. Aku tahu dia tak akan menyukai ini, beliau akan sangat terluka. aku juga tak ingin melukai mami, lalu sampai kapan aku sembunyi dari kenyataan ini.
Tuhan Kami hanya dua anak manusia yang tak pernah memilih dilahirkan sebagai apa dan siapa, bertemu dalam satu dimensi yang sama membuat hati kami saling berpacu beriringan. Hingga tiba pada satu keyakinan yang tak bisa lagi membuat kami berjalan satu arah. Perbedaan yang jelas kokoh tak dapat diruntuhkan hanya dengan kata cinta.
Kami hanya dua insan yang tak pernah meminta akan jadi siapa dan apa,yang tak pernah meminta untuk dipertemukan jika yang tersisa kini luka. Sering seruan dari belakang mengaung memekakan telinga, sekuat kami mencoba semakin sakit yang kami rasa.
Sekali lagi aku Takut, Takut menerima kenyataan hingga semuanya masih Tak terjawab…..
Haruskah aku berhenti disini, sekarang bukan hanya Tuhan yang menentang kami, malaikat yang Tuhan berikan untuk menjagaku pun sepertinya akan murka jika tahu kenyataannya.
Aku menegang habis air mineral dihadapanku, menahan sakit yang mulai terasa ditenggorokanku. Aku berharap mami tidak melihat air mata yang mulai menetes yang sedari tadi telah aku tahan…

Maria dan Ahmad mulai berlari diatas bara api

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Purple Bobblehead Bunny